Kamis, 22 Desember 2011

Mothers Day

     Sebelum membahas tentang hari ibu, saya punya cerita seputar tukang topeng monyet. Mungkin kalian heran, apa hubungannya dengan tukang topeng monyet?? Silahkan lihat dahulu, cuplikan video berikut :

      Video diatas merupakan kisah nyata seorang tukang topeng monyet, video ini diambil di lampu merah per-Empatan Buah batu, video ini juga merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan dan Kewarganegaraan. 
      Sebelumnya saya tidak menduga tukang topeng monyet ini adalah seorang "IBU" berusia 32 tahun. Tanpa seorang suami, Ibu ini rela menjadi seorang tukang topeng monyet demi menafkahkan kehidupan sehari-harinya dengan kedua orang anaknya. Sungguh memprihatinkan ketika saya dan kedua teman saya mewawancarai dan mengambil video aktivitas ibu ini, ketika ibu tersebut ditanya "mengapa menjadi seorang tukang topeng monyet?" Ibu ini menjawab dengan mata berkaca-kaca ingin meneteskan air mata. Sungguh tak tega melihatnya, ingin sekali ku membantunya. Tak terbayangkan, ibu ini setiap hari membanting tulang demi kedua orang anaknya. Ibu ini sungguh luar biasa tanpa suami, dia bisa merawat kedua anaknya, walaupun hati beliau bersedih dan sangatlah tidak ingin menjadi seorang tukang monyet, karena mungkin menurut pendapat beberapa orang pekerjaan tersebut sangatlah hina, tapi beliau tetap terlihat tegar dan tetap bisa bertahan hidup. Ibu ini tidak 24 jam menjaga anaknya, karena beliau harus mencari uang demi bertahan hidup untuknya dan kedua anaknya.
       Aku jadi teringat kepada mamah ku, beruntung saja aku masih mempunyai bapa dan mamah, mempunyai bapa sebagai pemimpin yang baik dan mempunyai mamah sebagai ibu rumah tangga yang selalu menjaga dan merawat anaknya dengan baik hingga kini aku beranjak dewasa. Mamah yang rela menjagaku didalam perutnya selama 9 bulan. Mamah yang melahirkan ku ke dunia ini. Sewaktu masa kecil, disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan, mamah mengulurkanlah tangannya yang muda dan kuat untuk memapahku dan menuntunku melangkahkan kaki untuk belajar berjalan. Mamah yang merawatku, menjagaku, membimbingku hingga ku beranjak dewasa. 


Remember, heaven in the under mother's feet,
Even if someone has done thousands and thousands of virtue,  
but it does not do service to my mother, its policies will be in vain.

I always proud to be your daughter, my mother.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar